SMA Negeri 2 Tangerang

Sekolahan di pinggir kali. Kali Siphon yang sejak diturap airnya tak lagi mengalir.

Samping mesjid (tempat madol). Untuk yang mengerti, di belakang mesjid ada pagar yang bisa dilompat (bisa untuk madol, atau sebaliknya bisa untuk masuk kelas saat telat).

Nggak keren. Tapi ngangenin. Bah.

Milis Alumni: smanduta@yahoogroups.com

Tuesday, April 01, 2008

Kontinuitas (IAS Duta)

Dah lama banget nich blog kaga diupdate. Pada kemana ya penghuninya. Hmm, barangkali lagi fokus ma IAS kali?!

Tidak banyak lho alumni yang mau turun gunung untuk sekedar "nengok duta", atau sekedar cari-cari info yang ada berkenan sama duta. Entah itu kabar guru2nya or sekedar inget-inget utang di kantin dulu... :P. Yang jelas saya sangat salut untuk para alumni yang mau turun gunung itu, apalagi dah punya jadwal rutin meeting buat bahas kontribusi-kontribusi ke duta, seperti halnya yang dilakonin sama angkatan 92.

Angkatan 92 memang fenomenal. Luar biasa actionnya. Sampai-sampai IAS lahir dari rahim kongkownya angkatan ini. Seperti lazimnya organisasi, IAS pun sudah memiliki perangkat kepengurusan, walaupun masih minimalis. Tidak mengapa, namanya juga baru terbentuk.

Namun ada yang saya kwatirkan dengan IAS. Saya kwatir IAS hanya sekedar menjadi lebel semata. Tidak mampu berwujud sesuai yang diinginkan. Salah satunya adalah pengamatan saya di milis. (maaf) Diskusi IAS di milis terasa (maaf sekali lagi) hangat-hangat feces ayam. Setelah beberapa pekan, pembahasan IAS sudah mulai tak disinggung.

Tapi mudah-mudahan itu hanya spekulasi saya pribadi saja. Barangkali terlampau dini jika saya menghubungkan aktivitas milis dengan IAS.

Namun sekali lagi, IAS yang merupakan org nonprofit, jika hanya wait and see saja, besar kemungkinan kekwatiran saya adalah benar. Artinya, mengurusi IAS dengan "saling mengandalkan" siapa yang turun gunung bisa-bisa IAS akan tertelan mulut harimau eh salah,,tertelan aktivitas dan kesibukan para alumni.

Tidak mengapa IAS di-pengurus-i oleh segelintir orang saja, asalkan komitmen dan waktu yang dimiliki untuk mengurusinya telah terjatah secara adil.

Saya berpikir, IAS tidak akan eksis apabila kita masih memiliki paradigma "waktu luang" 4L (Lo Lagi Lo Lagi). IAS (saya pikir, kebenyakan mikir...) bukan klub hobi apalagi klub untuk dugem,,,he..he..he. Untuk menghidupkan IAS tidak bisa mengandalkan waktu luang saja. Barangkali tidak semua alumni punya waktu luang yang panjang. Banyak yang diantaranya yang sudah berkeluarga dan bekerja full time. Jika ada yang masih kuliah, itupun harus menyinkronkan dengan jadwal aktivitasnya sebagai maha-siswa. Untuk itu IAS hendaknya dibahanbakari oleh komitmen dan waktu teralokasi dengan baik.

trims

Labels: , ,

1 Comments:

Blogger kutubusuk said...

masukan yang sangat valid. tantangan yang dijabarkan tersebut hanya bisa dijawab oleh semua alumni, bukan hanya angkatan 92 saja. energi setiap orang terbatas, idealnya, sebelum energi di satu orang berkurang, semangat dan kesediaan-ikut-bergerak-nya dapat menular ke orang lain...

tantangan, tantangan... siapa berani?

July 16, 2008 at 12:17 AM  

Post a Comment

<< Home